Welcome..!!!

Selamat datang di dunia inspirasi anda. Anda mungkin akan mendapatkan banyak inspirasi dari bacaan-bacaan berikut ini. Bukan bermaksud untuk menggurui tetapi semata-mata sebagai masukan, semoga bermanfaat.
Selamat membaca!!


Ketik di kotak bawah ini!



Senin, 28 November 2011

LIRIK INDAH

Nikita Willy Kutetap Menanti Lyrics

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu
Berjuta pilihan disisiku
Takkan bisa mengantikanmu

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu menjadi yang terbaik
Dan masih menjadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Penantian panjang

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Cintaku padamu..
Ku tetap menanti

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu




Lirik Lagu Vanessa Angel Indah Cintaku (feat. Nicky Tirta) Lyrics


ku ingin kau tahu, ku ingin kau selalu
dekat denganmu setiap hariku
sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
ku ingin hanya satu tuk selamanya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
ku tak melihat dari sisi sempurnamu
tak peduli kelemahanmu
yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
cintaku tak pernah memandang siapa kamu
tak pernah menginginkan kamu lebih
dari apa adanya dirimu selalu
cintaku terasa sempurna karena hatimu
selalu menerima kekuranganku
sungguh indah cintaku
sudahkah kau yakin untuk mencintaiku
ku ingin hanya satu tuk selamanya
ku tak (ku tak) melihat dari sisi sempurnamu
tak peduli kelemahanmuhttp://liriklaguindonesia.net/vanessa-angel-indah-cintaku-feat-nicky-tirta.htm
yang ada aku jatuh cinta karena hatimu
cintaku tak pernah memandang siapa kamu
tak pernah menginginkan kamu lebih
dari apa adanya dirimu selalu
cintaku terasa sempurna karena hatimu
selalu menerima kekuranganku
sungguh indah cintaku, cintaku
cintaku tak pernah memandang siapa kamu
tak pernah menginginkan kamu lebih
dari apa adanya dirimu selalu
cintaku terasa sempurna karena hatimu
selalu menerima kekuranganku
sungguh indah cintaku
sungguh indah cintaku, indah cintaku


Malam Final Indonesia vs Malaysia

         Ajang bergengsi pergelatan akbar pertandingan sepak bola telah kita nikmati hari senin malam,21 NOVEMBER 2011. Semua suporter telah membanjiri stadion GBK Senayan, dari pagi hingga acara selesai. Tragedi berdarah pun mencatat bahwa pada hari itu,di GBK, 2 saudara kita meninggal karena antrean yang panjang dan penuh sesak. Malang niat nasib saudara kita, akan tetapi semua yangg bernyawa pasti akan mati.TURUT BERDUKACITA UNTUK 2 SAUDARA KITA YANG MENINGGAL.
Gunawan Dwi Cahyo
20-04-1989
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Bek
Bermain di Klub : Persijap Jepara
Kegempitaanpun mulai menggema di stadion sebelum 10 menit, punggawa timnas indonesia,GUNAWAN DWI CAHYO, berhasil membobol gawang Khairul Fahmi.  Setengah babak berjalan Seolah olah, Indonesia saat itu yang akan meraih trofi bergensi, akan tetapi harapan Indonesia ditunda sejenak, dengan kenyataan bahwa Malaysia juga bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Pertandingan pun mulai sengit, walaupun Timnas Indonesialah yang menguasai pertandingan. Hingga akhir pertandingan , kedudukan tetap sama dengan poit seri. Timnas Indonesia tidak bisa merubah kedudukan hingga menit menit terkhir perpanjangan waktu.Dan akhirnya, Jalan terakhir adalah Tendangan pinalti.
 Saya sudah berfikir sebelumnya, jika Indonesia memang ,mendapat jatah penalti, maka kemungkinan besar, Indonesia akan mengalami kekalahan, karana kita tahu sendiri, bahwa kiper malaysia, adalh kiper hebat yang patut diwaspadai. aKan tetapi, bukannya saya meragukan keahlian KURNIA MEIGA tetapi kurnia meiga juga bisa di unggulkan , karena dia adalah KIPER TERBAIK ISL Tahun 2009.
Dan Kesimpulan saya adalah,,,,,,,,,,
mereka sadalah lawan yang seimbang.
Pertandingan final sepak bola dalam ajang SEA Games ke-26 tadi malam membawa kekecewaan bagi supporter Indonesia, yang harus puas dengan kekalahan dalam babak penalti, dengan skor akhir 4 - 5.

....Dan Akhirnya, kita kembali melihat Tim Malaysia tertawa terbahak bahak di atas penderitaan kita,
Kita berhak bersedih dan menangis, tetapi cepat lupakan. tidak perlu terus menyesali, merenungi, dan kecewa akan hasil yang kita peroleh saat ini. INI ADALAH KEBERUNTUNGAN, secara skill,,Indonesia lebih bagus,,terlebih Indonesia mempunyai TRIO INDONESIA TIMUR yang patut dibanggakan.Kurnia MEiga dkk, sudah menampilkan hasil maksimal pada malam itu dan hari hari sebelumnya.;

saya acungi jelmpol untuk TIMNAS U_23...I loph u pulll...muachhhhhhhhhhhhhh...hehe

Kamis, 24 November 2011

Unnes Benar-Benar Hijau, Tetapi?

Bila anda pernah berkunjung atau pernah merasakan kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes), maka ketika anda sekarang datang lagi pasti akan terperangah dengan keadaannya yang benar-benar hijau royo-royo. Suasana yang dulu gersang kini berubah menjadi suasana yang sejuk, rindang, dan mengasyikkan. Selain itu, Unnes sekarang juga memiliki dua embung resapan air hujan yang luas yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat untuk menghilangkan kepenatan pikiran kita.




Universitas Negeri Semarang (Unnes) sekarang benar-benar hijau dan tidak salah disebut sebagai Universitas Konservasi, bahkan yang pertama di Indonesia. Sebutan Universitas Konservasi lebih lengkap setelah pada tanggal 12 Maret 2010 dilakukan Pengukuhan Unnes sebagai Universitas Konservasi oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. DR. Ir. Moh. Nuh.



Perjuangan menjadi sebuah Universitas konservasi sudah dimulai sejak tahun 2005, dan bukan hasil yang sia-sia sebab sekarang Unnes sudah lebih layak untuk menjadi contoh dan referensi kawasan konservasi di Kota Semarang. Secara geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi.



Lingkungan Sekitar Unnes Juga Perlu di KonservasiPada tahun 1991 orang tidak akan menyangka kalau keberadaan Universitas penghasil guru ini akan lain seperti ini. Dulu kondisi Sekaran yang sekarang ditempati Unnes adalah kawasan yang tidak ada apa-apanya, tandus, kering bahkan orang tidak akan pernah mendengar nama Sekaran. Namun, keberadaannya 20 tahun kemudian berubah. Sekaran menjadi salah satu desa yang berubah menjadi kota atau kalau mau dibilang “Kota di Pegunungan”.



Lihat saja, di sepanjang jalan Taman Siswa (dulu Cuma jalan Sekaran-Banaran) sudah banyak berdiri tempat-tempat usaha yang begitu menggiurkan bagi para pemilik modal. Mereka berlomba-lomba menarik keuntungan dengan berdagang dengan kelebihan masing-masing. Dimulai dari usaha warung-warung makan yang menyediakan sarana konsumsi mahasiswa, toko kelontong, toko elektronik, Toko Pulsa, Toko Komputer, salon, Warnet, Arena Playstation, Fotocopy, dan lain sebagainya semuanya ada di sini. Sehingga, mahasiswa ataupun warga masyarakat Sekaran tidak perlu lagi berbelanja jauh-jauh seperti 15–20 tahun yang lalu.



Namun, pantas disayangkan sebab lingkungan di dalam kampus begitu rindang dan tertata rapi berlawanan keadaanya dengan keadaan lingkungan sekitarnya, khususnya di daerah Sekaran atau Banaran yang banyak dijadikan tempat kos mahasiswa maupun sebagai tempat usaha warga masyarakat setempat.



Masyarakat sekitar sepertinya tidak mau direpotkan dan mereka sepertinya acuh dengan keadaan yang dengan keadaan ini. Berjubelnya kos-kosan yang ada dan usaha-usaha masyarakat yang dibangun benar-benar jauh dari nilai-nilai konservasi yang dilakukan oleh pihak Unnes. Sebagai contoh dari kondisi ini adalah minimnya kesadaran konservasi masyarakat baik mahasiswa, pedagang, maupun masyarakat setempat dalam mengatur dan menata lingkungan mereka. Sampah, adalah salah satunya.



Tidak banyak yang peduli dengan keberadaan masalah yang satu ini. Sehingga tidak jarang, jalan yang tadinya bersih enak untuk dilalui menjadi luapan sampah yang muncul dari gorong-gorong yang tidak diatur dengan baik oleh masyarakat.



Memang permasalahan ini bukan sepenuhnya menjadi tugas Unnes sebagai Universitas yang berdiri ditengah-tengahnya namun menilik dari program dan jargon Universitas Konservasi yang dimiliki Unnes sudah selayaknya masalah ini menjadi salah satu program utama disamping program-program konservasi yang dilakukan di dalam kampus. Unnes juga harus bisa melakukan konservasi terhadap lingkungan sekitarnya.Akan lebih indah dan akan lebih mengena jargon yang dimiliki oleh Unnes, tidak hanya dimiliki oleh pihak Unnes saja akan tetapi juga dimiliki oleh masyarakat sekitarnya.



Sebab, keberhasilan dari program Unnes Konservasi juga akan berdampak pada lingkungan masyarakatnya. Pihak Unnes harus mampu merangkul masyarakat (baik penduduk lokal, pendatang atau lain sebagainya) untuk mensukseskan program besar ini sehingga nanti benar-benar dapat dicontoh oleh Universitas-universitas lain di Indonesia dan masyarakat luas pada umumnya. Bisa menjadikan wilayah Sekaran dan sekitarnya sebagai model Konservasi yang benar-benar mengena bagi semua lapisan khususnya alam itu sendiri.http://citizennews.suaramerdeka.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1210&Itemid=99999999&limit=1&limitstart=2

Essayy

Esai Lingkungan Hidup




berikut ada contoh esai yang aku tulis sekitar 2 tahun yang lalu….bisa coba dibaca…siapa tau bisa untuk inspirasi…heheheheee



SEJUTA BENCANA TERENCANA DI



INDONESIA



? Kulihat ibu pertiwi



Sedang

bersusah hati



Air

matanya berlinang



Mas

intan yang kau kenang



Hutan

gunung sawah lautan



Simpanan

kekayaan



Kini

ibu sedang lara



Merintih

dan berdoa ?



Sebait lagu di atas mungkin belum bisa melukiskan

betapa pedihnya derita ibu pertiwi. Kepedihan yang diderita manakala

hutan-hutan dibalak tanpa ampun. Air tak lagi mengalir jernih membasahi bumi. Udara

segar semakin sulit kita hirup. Langit menghitam menunjukkan kegarangannya.

Tanah menjadi tandus, kerontang mengekang benih kehidupan untuk tumbuh. Birunya

air laut berubah menjadi genangan kotor terpolusi. Flora dan fauna semakin

sulit menemukan rumah yang nyaman untuk tumbuh dan berkembang biak.



Refleksi di atas menggambarkan kondisi

lingkungan hidup di



Indonesia



dewasa ini. Lingkungan hidup, sebuah topik lawas yang selalu aktual untuk terus

dibicarakan dari waktu ke waktu. Tak lekang dimakan waktu dan tak usang ditelan

zaman. Hal ini dikarenakan lingkungan hidup merupakan aspek vital yang menjamin

kelangsungan hidup kita di dunia. Kerusakan dan penurunan daya dukung lingkungan

merupakan ancaman mengerikan bagi kita dan anak cucu kita kelak.



Namun, besarnya peran lingkungan hidup

tidak kita imbangi dengan kepedulian kita terhadap kelestariannya. Kita seolah

tak acuh terhadap kerusakan dan penurunan daya dukung alam. Sadarkah kita pemanasan

global akibat meluasnya lubang pada lapisan ozon mengancam kehidupan kita?

Tahukah kita berapa luas hutan yang berkurang setiap harinya akibat illegal logging? Pedulikah kita terhadap

pencemaran air dan udara yang kian hari semakin mengancam hidup kita?



Lingkungan hidup, sesuai Undang-Undang

Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997, didefinisikan sebagai kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia

dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Dengan demikian, sebagai manusia, pada

hakikatnya kita adalah bagian dari lingkungan hidup itu sendiri.



Akan tetapi, hakikat ini belum kita pahami

sepenuhnya. Selama ini kita menganggap lingkungan hidup dengan segala potensi

dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya merupakan objek yang bebas

kita manfaatkan. Kita terus mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam

tanpa menghiraukan batas. Kita pun seolah lupa bahwa kita harus merehabilitasi

ekosistem yang rusak akibat proses eksplorasi dan eksploitasi itu.



Inilah pangkal persoalan rusaknya kelestarian

lingkungan hidup di



Indonesia



.

Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berwawasan lingkungan serta rendahnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.

Hal sederhana yang akhirnya menjadi weapon

mass destruction atau “senjata pemusnah massal” bagi kelangsungan hidup

manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Bagaimana tidak, ratusan bencana

alam “buatan” yang menelan ribuan korban jiwa dan kerugian material yang tidak

terhitung jumlahnya terjadi karena kelalaian kita dalam menjaga kelestarian

lingkungan. Mulai dari pencemaran limbah industri, tanah longsor, banjir,

hingga kebakaran hutan adalah bukti nyata kelalaian kita.



Kita paham betul bahwa bencana seperti

banjir, tanah longsor, dan pencemaran lingkungan diakibatkan oleh ulah manusia

yang dengan seenaknya mengusik keseimbangan ekosistem. Siklus alam seperti

hujan deras atau musim kemarau panjang hanyalah sebagai pemicu saja. Menebangi

pepohonan di hutan lindung, mengalirkan limbah industri ke laut tanpa mengalami

proses pengolahan, membuang sampah ke sungai, pembukaan ladang berpindah, serta

konversi lahan basah merupakan investasi program jangka panjang terjadinya bencana.



Tanpa kita sadari, selama ini kita telah

merencanakan sejuta bencana yang akan menyengsarakan kita. Ya, hukuman setimpal

bagi manusia yang selama ini mengabaikan peringatan alam. Seharusnya kita peka

dengan teguran-teguran yang diberikan alam kepada kita. Teguran yang berupa

hujan deras, musim kemarau berkepanjangan, kotornya udara perkotaan, berkurangnya

area pepohonan di hutan, atau pun menumpuknya sampah di



sana



sini. Teguran yang menandakan bahwa tak

lama lagi akan terjadi bencana yang jauh lebih dahsyat.



Sepanjang

tahun 2005 hingga 2006 tercatat ada 131 bencana banjir dan tanah longsor di

Indonesia (www.geografiana.com , 23 Februari 2006). Penyebab utama musibah

tersebut adalah penurunan kualitas lingkungan seperti kritisnya kondisi Daerah

Aliran Sungai, berkurangnya daya serap tanah dan kapasitas tampung lapisan

tanah terhadap air, serta kondisi sungai yang buruk akibat sedimentasi dan

sampah hasil buangan penduduk. Tentu banjir bandang di Jember, Jawa Timur dan

longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah bisa memberikan bukti nyata akan argumen

tersebut.



Daerah

banjir bandang di Jember terletak di zona kerentanan gerakan tanah yang

merupakan lereng bagian selatan Gunung Argopuro. Kondisi vegetasi di area

tersebut sangat buruk akibat adanya penggundulan hutan dan kesalahan dalam

pemilihan jenis tanaman yang dibudidayakan. Hal yang sama terjadi di

Banjarnegara. Curah hujan yang tinggi tidak dapat ditahan oleh tanah karena

pepohonan di bukit-bukit di sekitar lokasi bencana sudah jauh berkurang. Dengan

tingginya curah hujan, akumulasi air meningkat, sehingga tanah tidak kuat

menahan



massa



air dan terjadilah banjir dan diikuti tanah longsor yang menerjang desa-desa di

bawahnya. Jelas bahwa kita sendirilah yang “merencanakan” terjadinya bencana

ini.



Lalu

bagaimana dengan pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri? Sudah tidak

dapat kita hitung lagi kerusakan alam yang timbul. Sungai seolah menjadi

saluran pembuangan limbah ke laut. Udara perkotaan seakan disesaki dengan asap

hitam dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Kasus pencemaran lingkungan

dalam skala besar pun tidak terhitung banyaknya. Mulai dari kasus Exxon Mobile

di Aceh, PT Newmon Minahasa Raya di sekitar Teluk Buyat, PT Kelian Equatorial

Mining, hingga yang terakhir kasus PT Freeport Indonesia di Papua.



PT Freeport

jelas telah melanggar sejumlah peraturan mengenai lingkungan hidup. Pelanggaran

tersebut di antaranya adalah PT Freeport tidak memiliki ijin pembuangan air

asam tambang. Jumlah padatan tersuspensi (TSS)

yang dihasilkan dan dibuang ke estuari Sungai Ajkwa pun tidak memenuhi standar

parameter TSS yang telah ditetapkan.

Bahkan, PT Freeport juga belum mengantongi ijin pembuangan air limbah.

Ironisnya, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup, hanya

mengirimkan



surat



peringatan agar PT Freeport memperbaiki sistem pengelolaan lingkungannya (www.walhi.or.id

, 24 Maret 2006).



Sama

halnya dengan kasus-kasus sejenis sebelumnya, tidak ada sanksi tegas dalam

penanganan kasus ini. Kasus pencemaran lingkungan akan terlupakan seiring

dengan berjalannya waktu. Lingkungan akan semakin menderita dan merana.

Lingkungan juga akan terus “merencanakan” bencana-bencana lain untuk membalas

kelakuan buruk kita terhadapnya.



Pemanfaatan

potensi yang terdapat di lingkungan hidup memang bukan hal yang keliru. Hal ini

wajar mengingat



Indonesia



adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Bahkan hal ini telah diatur

dalam UUD 1945, terutama Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi “Bumi, air, dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Kita dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan

lingkungan hidup pada akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan dan

kesejahteraan manusia di muka bumi ini.



Namun,

selama ini metode yang kita gunakan dalam pemanfaatan sumber daya alam masih jauh

dari metode yang berwawasan lingkungan. Kita hanya terfokus untuk terus mengeksplorasi

dan mengeksploitasi alam demi mendapatkan hasil yang maksimal. Kita belum serius

dalam melakukan reklamasi atau pemulihan kerusakan yang timbul akibat

pemanfaatan lingkungan hidup. Hutan tetap dibiarkan gundul. Daerah sekitar

pertambangan menjadi lubang-lubang raksasa tanpa mengalami proses pemulihan

pascapenambangan. Air tanah terus disedot tanpa menghiraukan ambang batas

maksimumnya. Lahan-lahan hijau di pegunungan yang sedianya berperan sebagai

daerah resapan air dirombak menjadi kawasan perumahan elit. Pengelolaan

lingkungan jangan hanya berorientasi pada kepentingan sesaat. Jika



Indonesia



terus

menerus seperti ini, kita akan bernasib seperti Republik



Nauru



.



Republik



Nauru



adalah negara tropis yang terletak di sebelah timur Papua. Negara seluas 21

kilometer persegi ini hancur total akibat penambangan fosfat selama 70 tahun. Mereka

sempat menikmati keuntungan sesaat berupa pendapatan per kapita yang mencapai

US $ 17.000 pada tahun 1981 dari hasil pertambangan fosfat dan tercatat sebagai

salah satu negara terkaya di dunia. Namun, pesta hanya sesaat. Setelah

penambangan berakhir, daratan



Nauru



hancur seperti bekas tambang timah di



Bangka



,

tambang batu bara di



Kalimantan



, dan daerah

tambang lain di Indonesia. Demikian pula limbah buangan tambang atau tailing di Nauru meninggalkan padang

tandus seperti 45.000 areal hutan yang ditimbuni limbah PT Freeport di Papua (www.kompas.com

31 Juli 2004). Bahkan, akibat

kerusakan alam ini, makanan dan air harus diimpor dari luar negeri. Kita sadari

atau tidak, perlahan tetapi pasti,



Indonesia



akan segera meniru jejak



Nauru



jika kita

tidak segera mengubah sikap dalam mengelola lingkungan hidup.



Sungguh

tidak adil jika kita hanya menyalahkan pemerintah dan terus-menerus mengeluhkan

kondisi seperti ini. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus turun

tangan dan memberikan kontribusi yang nyata dalam pelestarian lingkungan hidup.

Kita memiliki tanggung jawab moral kepada anak cucu kita untuk mewariskan

kekayaan alam



Indonesia



.



Meneladani

apa yang dikemukakan oleh Aa Gym, mari

bersama kita terapkan prinsip 3M.

Mulai dari hal yang terkecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang

juga. Kita biasakan diri kita untuk peduli terhadap lingkungan hidup mulai hari

ini. Lakukan tindakan yang nyata. Jadilah teladan di lingkungan keluarga dan

ajak ayah, ibu, kakak, atau adik untuk melakukan penghijauan dan menjaga kebersihan

lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Ikutlah dalam organisasi-organisasi

yang aktif menjaga kelestarian lingkungan seperti Walhi, AKAR, YLBHI, WWF,

atau organisasi kepecintaalaman. Jadilah sukarelawan untuk program peduli

lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Jangan biarkan diri kita hanya

berpangku tangan menyaksikan segala bencana dan kerusakan alam di Nusantara.



Learning from today’s disaster for tomorrow’s hazards. Kita harus bisa belajar dari bencana hari ini

untuk menghadapi ancaman bahaya hari esok. Jangan sampai ketika pohon terakhir

telah ditebang, sungai terakhir telah tercemar, ikan terakhir telah ditangkap,

dan tetes air terakhir telah berakhir, kita baru menyadari arti pentingnya

kelestarian lingkungan hidup bagi kita. Kita harus bisa menjaga warisan berupa

tanah air yang gemah ripah loh jinawi

dari nenek moyang kita dan kelak kita wariskan lagi kepada anak cucu kita.



Jikalau semua itu terlalu muluk,

biarlah saya menggantung mimpi untuk hidup di Jamrud Khatulistiwa ini dengan

penuh kedamaian. Menikmati alam



Indonesia



memanjakan kita seperti “Kolam Susu”. Jikalau tulisan ini tidak bisa mengubah

apapun, biarlah tulisan ini menjadi curahan hati dari salah satu anak negeri

yang begitu mencintai negerinya, yang ingin mengenang tempatnya lahir dan besar

sebagai salah satu tempat terbaik yang pernah Tuhan ciptakan di muka bumi.

Seorang anak bangsa yang bermimpi melihat generasi muda



Indonesia



mampu

berdiri tegak dan berteriak “Aku peduli

kelestarian lingkungan hidup


http://blog.its.ac.id/pejuang13isitsacid/2009/12/29/esai-lingkungan-hidup
Indonesia



!”

dengan lantang dan bangga. Semoga bait kedua lagu Ibu Pertiwi bisa menjadi

spirit bagi kita dan pemerintah untuk bersama bergandengan tangan menjaga

kelestarian lingkungan hidup



Indonesia

Senin, 21 November 2011

KRISIS GLOBAL 2008

Berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Secara beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara negara tersebut, yang antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki surat-surat beharga perusahaan-perusahaan tersebut.
Dari berbagai kritik para ahli, bahwa problem tersebut dipicu maraknya penggelembungan harga perumahan di AS yang didorong kebijakan-kebijakan Bank Sentral Amerika (the Fed) yang kurang pruden untuk menstabilkan sistem keuangan sejak bertahun-tahun. Kondisi ini didorong oleh keinginan untuk memelihara permintaan properti perumahan agar tetap tinggi, maka bank-bank di Amerika Serikat banyak mengucurkan kredit perumahan terutama bagi kalangan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki kapasitas keuangan yang memadai (ninja loan yaitu pinjaman terhadap nasabah yang no income, no job, & no asset). Kredit perumahan ini kemudian disekuritisasi secara hibrid agar lebih menarik bagi investor yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Celakanya, banyak kredit tak terbayar dalam jumlah besar dan merata. Akibatnya, bank-bank kesulitan untuk membayar dan investor dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang di pasar hipotik. Hal ini menyebabkan pula struktur pasar uang yang produknya saling terkait satu sama lain menjadi terganggu. Termasuk juga jaminan obligasi utang (collaterlaised debt obligation/CDO) sebagai bentuk investasi kolektif dari sub-prime mortgage.
Lehman Brothers mengumumkan kerugian bertahap sebelum akhirnya bangkrut. Pada 16 Juni 2008, perusahan itu mengumumkan kerugian senilai 2,8 miliar dolar AS untuk paruh ke-dua 2008. Dilanjutkan dengan kerugian sebesar 3,9 miliar dolar AS pada paruh ke-tiga 2008 (10 September) dan berujung pada pengumuman kepailitannya pada 15 September 2008. Keguncangan serupa juga dialami secara hampir bersamaan oleh Merryl Linch, Citigroup, AIG dan berbagai lembaga keuangan besar lain.
Ini berimbas ke pelemahan sektor riil dengan kebangkrutan berbagai perusahan besar di AS seperti General Motors, Ford, dan Chrysler sehingga mengancam kelangsungan kerja ribuan karyawannya. Benar saja, tingkat pengangguran di AS meningkat mencapai 6,7% seiring dengan peningkatan pesimisme di kalangan konsumen dan investor sepanjang kurun September – November 2008. Itu merupakan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar dalam 34 tahun terakhir. Tercatat 533.000 karyawan di-PHK dan mencapai total 1,91 juta orang pada tahun 2008. (sumber: departemen tenaga kerja AS). Seiring dengan itu, pada 30 November 2008, pemerintah AS juga mengumumkan penurunan nilai real PDB untuk paruh III 2008 sebesar 0,3%.
Demikian halnya juga di Eropa, krisis perbankan di Eropa ditandai dengan permasalahan di sebuah bank kecil di Inggris, yaitu Bank Northen Rock, pada pertengahan 2007 lalu. Northern Rock sejatinya adalah sebuah bank swasta berskala kecil di Inggris. Namun, ketika terjadi gonjang-ganjing krisis pada Agustus 2007 lalu bank ini  jadi sorotan publik. Penarikan dana besar-besaran yang dilakukan oleh para nasabah memicu sentimen negatif pasar. Antrian panjang nasabah yang ingin menarik dananya dari bank ini disiarkan oleh berbagai stasiun TV di dunia. Untuk pertama kalinya dalam 140 tahun terakhir, Inggris mengalami kekacauan perbankan. Meskipun sudah diberi pinjaman darurat pada 13 September 2007 oleh Bank Sentral Inggris (Bank of England), Northern Rock akhirnya di-nasionalisasi pada 17 Februari 2008 untuk mencegah dampak sistemik perekonmian di Inggris. Sejak kejadian itu, beberapa bank di Inggris juga di-nasionalisasi. Pemerintah mengambil sebagian porsi saham di bank-bank swasta tersebut sebagai bagian dari program rekapitalisasi. Kasus Bank Northern Rock ini menjadi satu kasus pelajaran penting bahwa bank berskala kecil pun dapat menimbulkan dampak psikologis negatif di masyarakat.
Kondisi buruknya perekonomian dunia diperjelas dengan rilis dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) pada 6 November 2008 yang memprediksi pertumbuhan ekonomi negatif untuk Amerika Serikat (-0,7), empat negara di Eropa (-0,5) dan Inggris (-1,3) untuk tahun 2009. Tampak pula tren penurunan pertumbuhan negara-negara tersebut sejak 2007 hingga 2009.
Untuk negara Asia seperti China, Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tak luput dari hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 November 2008, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada 2009. Sementara China mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjadi 9,7% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 8,5% pada 2009. Demikian juga dengan India yang berturut-turut mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi 7,8% pada 2008 dan dipredikisi terus turun menjadi 6,3% pada 2009.http://indonesiarecovery.org/krisis-keuangan-global-2008/krisis-2008-terparah-sejak-the-great-depression/7-krisis-global-2008.html

Kamis, 17 November 2011

Apa itu Depresi Ekonomi?

Sebuah depresi ekonomi adalah penurunan berat yang berlangsung beberapa tahun. Untungnya, perekonomian AS tidak mengalami depresi ekonomi sejak Depresi Besar tahun 1929 , yang berlangsung sepuluh tahun. Penurunan tingkat pertumbuhan PDB adalah dari besarnya tidak terlihat sejak:
  1. 1930 -8,6%
  2. 1931 -6,4%
  3. 1932 -13%
  4. 1933 -1,3%.
Selama masa Depresi, pengangguran adalah 25% dan upah (bagi mereka yang masih punya pekerjaan) turun 42%. Total output ekonomi AS turun dari $ 103 menjadi $ 55 miliar dan perdagangan dunia anjlok 65% yang diukur dalam dolar. Depresi itu diperparah oleh buruknya kebijakan moneter . Alih-alih memompa uang ke dalam perekonomian, dan meningkatkan pasokan uang , dengan Federal Reserve memungkinkan jumlah uang beredar turun 30%. The "New Deal" menciptakan program-program pemerintah untuk mengakhiri Depresi, tetapi program pemerintah saja tidak bisa mengakhirinya. Pengangguran tetap di ganda-digit sampai 1941, ketika masuk AS memasuki Perang Dunia II dibuat terkait dengan pertahanan pekerjaan.
Sebuah depresi ekonomi pada skala yang pada tahun 1929 tidak dapat terjadi persis seperti itu sebelumnya. Banyak hukum dan instansi pemerintah ditempatkan di tempat karena Depresi Besar dengan tujuan mencegah jenis nyeri ekonomi dahsyat. Bank-bank sentral seluruh dunia, termasuk Federal Reserve, jauh lebih sadar akan pentingnya kebijakan moneter dalam mengatur perekonomian. Bahkan, bank sentral tidak bertindak secara terkoordinasi untuk mencegah depresi pada Oktober 2008 .
Namun, hanya ada begitu banyak kebijakan moneter dapat dilakukan tanpa kebijakan fiskal . Pada tahun 2009, RUU stimulus ekonomi membantu mencegah depresi ekonomi dengan merangsang ekonomi. Namun, ukuran luar biasa dari utang nasional batas pengeluaran pemerintah lebih lanjut untuk merangsang ekonomi. Baik kebijakan moneter dan fiskal diperlukan untuk mencegah depresi global. (Diperbarui pada 21 Desember 2009)http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&twu=1&u=http://useconomy.about.com/od/grossdomesticproduct/f/Depression.htm&usg=ALkJrhhgFgvkSU0xrtniQIAXX9wTHrxslQ

Great Depression Amerika

Pentingnya sejarah dari Depresi Besar: Depresi Besar, sebuah tragedi besar yang menempatkan jutaan orang Amerika keluar dari pekerjaan, adalah awal dari keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Tanggal: 1929 - awal 1940-an
Sekilas dari Depresi Besar:
Crash Pasar Saham
Setelah hampir satu dekade optimisme dan kemakmuran, Amerika Serikat dilemparkan ke keputusasaan di Black Tuesday 29 Oktober, 1929 hari pasar saham jatuh dan awal resmi dari Depresi Besar. Seperti harga saham anjlok tanpa harapan pemulihan, panik melanda. Massa dan massa rakyat mencoba untuk menjual saham mereka, tapi tidak ada yang membeli. Pasar saham, yang tampaknya menjadi cara paling pasti untuk menjadi kaya, dengan cepat menjadi jalan menuju kebangkrutan.
Namun demikian, kehancuran pasar saham itu hanya awal. Karena banyak bank juga telah menginvestasikan sebagian besar tabungan klien mereka di pasar saham, bank-bank dipaksa untuk menutup ketika pasar saham jatuh. Melihat beberapa bank lain yang dekat menyebabkan kepanikan di seluruh negeri. Takut mereka akan kehilangan tabungan mereka sendiri, orang-orang bergegas ke bank yang masih terbuka untuk menarik uang mereka. Ini penarikan tunai besar-besaran yang disebabkan bank tambahan untuk menutup. Karena tidak ada cara bagi nasabah bank untuk memulihkan mereka setelah tabungan bank telah ditutup, mereka yang tidak mencapai bank dalam waktu juga menjadi bangkrut.
Bisnis dan industri juga terpengaruh. Setelah kehilangan banyak modal sendiri baik di Crash Pasar Saham atau penutupan bank, banyak perusahaan mulai mengurangi jam kerja mereka atau upah. Pada gilirannya, konsumen mulai untuk mengekang pengeluaran mereka, menahan diri dari hal-hal seperti pembelian barang mewah. Kurangnya pengeluaran konsumen disebabkan usaha tambahan untuk mengurangi upah atau, lebih drastis, untuk memberhentikan beberapa pekerjanya. Beberapa bisnis tidak dapat tetap terbuka bahkan dengan pemotongan ini dan segera menutup pintu mereka, meninggalkan semua pekerja mereka menganggur.
Bowl Debu
Dalam depresi sebelumnya, petani biasanya aman dari efek parah dari depresi karena mereka setidaknya bisa makan sendiri. Sayangnya, selama Depresi Besar, Great Plains dipukul keras dengan baik kekeringan dan badai debu menghebohkan.
Bertahun-tahun digunakan berlebihan untuk merumput dikombinasikan dengan dampak kekeringan yang disebabkan rumput menghilang. Dengan hanya humus terkena, angin kencang mengangkat kotoran longgar dan berputar-putar untuk mil. Badai debu menghancurkan segalanya di jalan mereka, meninggalkan petani tanpa tanaman mereka.
Petani kecil terkena terutama sulit. Bahkan sebelum badai debu menghantam, penemuan traktor secara drastis memotong kebutuhan tenaga kerja di pertanian. Para petani kecil itu biasanya sudah dalam utang, meminjam uang untuk benih dan membayar kembali saat tanaman mereka datang masuk Ketika badai debu merusak tanaman, tidak hanya bisa petani kecil tidak memberi makan dirinya dan keluarganya, dia tidak bisa membayar punggungnya utang. Bank kemudian akan menyita pertanian kecil dan keluarga petani akan baik tunawisma dan pengangguran.
Naik Rails
Selama Depresi Besar, jutaan orang kehilangan pekerjaan di seluruh Amerika Serikat. Tidak dapat menemukan pekerjaan lain secara lokal, banyak orang yang menganggur menghantam jalan, bepergian dari satu tempat ke tempat, berharap untuk menemukan beberapa pekerjaan. Beberapa dari orang-orang punya mobil, tetapi kebanyakan menumpang kendaraan atau "naik rel."
Sebagian besar orang-orang yang naik rel masih remaja, tetapi ada juga pria yang lebih tua, perempuan, dan seluruh keluarga yang bepergian dengan cara ini. Mereka akan naik kereta api barang dan silang negara, berharap menemukan pekerjaan di salah satu kota di sepanjang jalan.
Ketika ada lowongan pekerjaan, ada sering harfiah seribu orang melamar pekerjaan yang sama. Mereka yang tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan yang mungkin akan tinggal di sebuah gubuk (dikenal sebagai "Hoovervilles") di luar kota. Perumahan di gubuk itu dibangun dari bahan yang dapat ditemukan secara bebas, seperti kayu apung, kardus, atau bahkan surat kabar.
Para petani yang telah kehilangan rumah mereka dan tanah biasanya menuju barat ke California, di mana mereka mendengar desas-desus tentang pekerjaan pertanian. Sayangnya, walaupun ada beberapa pekerjaan musiman, kondisi untuk keluarga-keluarga ini adalah sementara dan bermusuhan. Karena banyak dari para petani datang dari Oklahoma dan Arkansas, mereka disebut nama menghina "Okies" dan "Arkies." (Cerita-cerita dari para migran ke California yang diabadikan dalam buku fiksi, The Grapes of Wrath oleh John Steinbeck.)
Roosevelt dan New Deal
Ekonomi AS rusak dan memasuki Depresi Besar selama kepresidenan Herbert Hoover. Meskipun Presiden Hoover berulang kali berbicara tentang optimisme, orang-orang menyalahkan dia untuk Depresi Besar. Sama seperti kumuh diberi nama Hoovervilles setelah dia, surat kabar menjadi dikenal sebagai "selimut Hoover," kantong-kantong celana terbalik (untuk menunjukkan bahwa mereka adalah kosong) disebut "Hoover bendera," dan rusak mobil ditarik oleh kuda yang dikenal sebagai "Hoover gerobak."
Selama pemilihan presiden 1932, Hoover tidak berdiri kesempatan pada pemilihan dan Franklin D. Roosevelt menang besar. Rakyat Amerika Serikat memiliki harapan tinggi bahwa Presiden Roosevelt akan mampu memecahkan semua kesengsaraan mereka. Begitu Roosevelt mengambil kantor, dia menutup semua bank dan hanya membiarkan mereka membuka kembali setelah mereka stabil. Selanjutnya, Roosevelt mulai mendirikan program yang dikenal sebagai New Deal.
Program-program New Deal yang paling sering dikenal dengan inisial mereka, yang mengingatkan beberapa orang dari sup alfabet. Beberapa program yang ditujukan untuk membantu para petani, seperti (Administrasi Penyesuaian Pertanian) AAA. Sementara program lain, seperti CCC (Korps Konservasi Sipil) dan WPA (Works Progress Administration), berusaha untuk membantu mengekang pengangguran dengan mempekerjakan orang untuk berbagai proyek.
Akhir dari Depresi Besar
Bagi banyak pada waktu itu, Presiden Roosevelt adalah seorang pahlawan. Mereka percaya bahwa ia sangat peduli untuk orang biasa dan bahwa ia melakukan yang terbaik untuk mengakhiri Depresi Besar. Melihat ke belakang, bagaimanapun, adalah tidak yakin berapa banyak program-program baru Roosevelt Kesepakatan membantu untuk mengakhiri Depresi Besar. Dengan semua account, program New Deal meringankan kesulitan Depresi Besar, namun perekonomian AS masih sangat buruk pada akhir 1930-an.
Pergantian-sekitar besar bagi ekonomi AS terjadi setelah pemboman Pearl Harbor dan masuknya Amerika Serikat ke Perang Dunia II. Setelah AS terlibat dalam perang, kedua orang dan industri menjadi penting untuk upaya perang. Senjata, artileri, kapal, dan pesawat terbang yang diperlukan dengan cepat. Pria dilatih untuk menjadi tentara dan perempuan-perempuan terus homefront untuk menjaga pabrik berjalan. Makanan harus tumbuh untuk kedua homefront dan untuk kirim ke luar negeri.
Itu akhirnya masuknya AS ke dalam Perang Dunia II yang mengakhiri Depresi Besar di Amerika Serikat.

DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TAHUN 2008 TERHADAP EKONOMI INDONESIA

1. KONDISI KEUANGAN GLOBAL
a. Kondisi di Amerika, Eropa, Asia, Australia
Kondisi bursa dan pasar keuangan secara global telah mengalami tekanan yang sangat berat, akibat kerugian yang terjadi di pasar perumahan (subprime mortgages) yang berimbas ke sektor keuangan Amerika Serikat. Lembaga-lembaga keuangan raksasa mulai bertumbangan akibat nilai investasi mereka jeblok. Banyak diantara lembaga-lembaga keuangan yang sudah berusia lebih dari seratus tahun tersebut harus meminta penyelamatan keuangan mereka apabila tidak mau gulung tikar. Bahkan Fannie Mae dan Freddie Mac, sebagai lembaga penyalur kredit terbesar di AS dengan nilai kredit mencapai sekitar USD 5 triliun, juga harus diselamatkan oleh Pemerintah. Investment Banker sekelas Lehman Brothers juga terpaksa menutup usahanya. Kondisi bursa saham juga sangat memprihatinkan yang ditunjukkan dengan turunnya indeks Dow Jones kepada posisi yang sangat rendah (paling rendah dalam 2 dekade terakhir).
Hal ini berimbas ke negara-negara lain di dunia, baik di Eropa, Asia, Australia maupun Timur Tengah. Indeks harga saham di bursa global juga mengikuti keterpurukan indeks harga saham bursa di AS, bahkan di Asia, termasuk Indonesia, indeks harga saham menukik tajam melebihi penurunan indeks saham di AS sendiri. Hal ini mengakibatkan kepanikan yang luar biasa bagi para investor, sehingga sentimen negatif terus berkembang, yang mengakibatkan banyak harga saham dengan fundamental yang bagus, nilainya ikut tergerus tajam.
Selain keadaan yang memprihatinkan di lingkungan bursa saham, nilai tukar mata uang di Asia dan Australia pun ikut melemah terhadap dolar AS. Hal ini lebih dikarenakan kekhawatiran investor asing yang menarik kembali investasinya sehingga menukarkannya ke dalam dolar AS, sehingga mata uang lokal menjadi tertekan.
b. Langkah-langkah yang telah ditempuh untuk memitigasi dampak krisis
Bail out untuk mengatasi krisis keuangan yang diusulkan oleh Pemerintah AS serta telah disetujui oleh Parlemen dengan dana sebesar USD 700 miliar, ternyata masih belum cukup meredam dampak krisis yang terjadi baik di AS sendiri maupun secara global. Kebijakan The Fed dengan menurunkan suku bunga dari 2% menjadi 1,5% juga masih belum banyak berdampak. Selain itu masih banyak langkah lain yang ditempuh oleh Pemerintah AS termasuk membuat berbagai regulasi baru untuk mencegah krisis semakin memburuk.
Negara-negara lain, baik di kawasan Eropa, Asia Pasifik maupun Timur Tengah, juga menyikapi krisis keuangan global ini dengan mengambil berbagai langkah serius secara simultan, antara lain:
- Negara di zona Euro, menjamin pinjaman antar bank, menambah likuiditas perbankan, menyutikkan modal bank serta memperbaiki sistem pembukuan perbankan.
- Inggris menyuntikkan USD 64 miliar kepada tiga bank, sedangkan Jerman meluncurkan paket penyelamatan perbankan sebesar USD 640 miliar.
- Korea Selatan menjamin akan menyuntikkan dana USD 130 miliar ke perbankan.
- Uni Emirat Arab menyuntikkan USD 19,06 miliar dolar ke perbankan.
- Negara di seluruh dunia telah mencanangkan untuk menyediakan dana sebesar USD 3,2 triliun untuk menyelamatkan perbankan.
2. DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
a. Dampak terhadap Perbankan
Dalam konteks perbankan, Pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keungan global ini. Menyikapi permasalahan ini, Pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran/ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bank-bank nasional, yaitu antara lain:
- Penaikkan BI rate menjadi 9,5% untuk mengantisipasi depresiasi terhadap nilai Rupiah dengan meningkatkan atraktifitas investasi dalam nilai Rupiah akibat spread bunga domestik dan luar negeri yang cukup tinggi;
- Peningkatan jumlah simpanan di bank yang dijamin oleh Pemerintah dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rush akibat kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan simpanannya di bank. Hal ini dilakukan dengan pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. (Perpu);
- Perluasan jenis aset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya hanya meliputi aset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui Perpu, aset yang dapat dijaminkan diperluas dengan Kredit lancar milik bank (ditujukan untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya yield). Hal ini ditujukan untuk mempermudah Bank dalam mengatasi kesulitan likuiditas, sehingga dapat memperoleh jumlah dana yang cukup dari BI.
Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan, sebenarnya lebih berdasarkan pada sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Apabila penanganan krisis di negara-negara tersebut berhasil, maka otomatis kekhawatiran masyarakat terhadap perbankan nasional pun akan hilang. Namun sebaliknya, apabila krisis global bertambah parah, maka kekhawatiran masyarakat juga akan meningkat yang dapat mengakibatkan meningkatnya animo masyarakat untuk mengambil simpanannya di bank-bank nasional, sehingga akan membuat ambruknya sendi-sendi perbankan nasional. Untuk mengantisipasi hal ini, maka salah satu alternatif yang perlu dipikirkan oleh Pemerintah adalah dengan menjamin 100% semua dana nasabah, termasuk dana kredit yang dikucurkan oleh bank. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak khawatir terhadap simpanannya dan dunia perbankan bisa berjalan dengan normal sekaligus menjaga sektor riel bisa tetap bergerak dengan terjaminnya kebutuhan dana dari perbankan.
b. Dampak terhadap Bursa Saham
Bursa saham Indonesia juga mengalami penurunan indeks yang signifikan, sampai melebihi 11%, sehingga memaksa Otoritas Bursa untuk melakukan penghentian perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa akibat sentimen negatif. Untuk memitigasi kemungkinan lebih terpuruknya indeks yang tidak mencerminkan fundamental perusahaan, maka telah diambil berbagai langkah antar lain:
- Pelarangan short selling, dan penyelidikan terhadapa beberapa perusahaan sekuritas yang disinyalir melakukan short selling pada saat terjadi kepanikan di BEI.
- Penetapan auto rejection sampai dengan 10% (batas atas dan batas bawah) dari sebelumnya sebesar 30%, untuk mencegah lebih terburuknya indeks dan di sisi lain mencegah terjadinya aksi profit taking yang berlebihan dari investor. (Walaupun sebenarnya kebijakan ini, terutama untuk ketentuan batas atas, akan memperlambat pulihnya indeks/rebound).
- Pencanangan program buyback oleh Pemerintah dan BUMN yang diikuti dengan pengendoran aturan buyback di bursa saham, yang bertujuan untuk menstabilkan pasar saham serta mencegah dikuasainya aset negara oleh pihak-pihak asing dengan harga sangat murah.
c. Dampak terhadap Nilai Tukar dan Inflasi
Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000/USD pada minggu kedua Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.
Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai.
d. Dampak terhadap Ekspor dan Impor
Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang dengan kisaran masing-masing 12% – 15%. Selain itu, negara-negara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia. Dari informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan negara-negara tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang berakibat pada perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. (Data statistik belum dapat diperoleh).
Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun. Hal ini selanjutnya mengakibatkan turunnya daya serap masayrakat terhadap barang-barang impor sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan jumlah impor.
e. Dampak terhadap Sektor Riel dan Pengangguran
Dampak terhadap sektor riel dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
- Menurunnya order dari rekanan di luar negeri sehingga banyak perusahaan kesulitan memasarkan produknya yang pada akhirnya harus melakukan efisiensi atau rasionalisasi supaya dapat bertahan hidup.
- Melemahnya daya beli masyarakat Indonesia karena melemahnya mata uang Rupiah dan kenaikan inflasi serta kesulitan likuiditas atau modal kerja dari perbankan yang mengetatkan kebijakan pemberian kreditnya.
Kedua hal tersebut mengakibatkan industri di sektor riel menjadi tertekan, sehingga apabila hal ini berlarut-larut akan melemahkan daya tahan perusahaan yang akan berimbas pada kemungkinan melakukan PHK bagi para karyawannnya demi mengurangi beban perusahaan atau karena memang perusahaan sudah tidak mampu lagi beroperasi.
3. SARAN
- Pemerintah perlu menjamin 100% dana nasabah, termasuk dana kredit yang dikucurkan oleh bank, apabila krisis global bertambah parah. Hal ini bertujuan untuk meredam kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat terhadap simpanannya dan sekaligus memungkinkan dunia perbankan berjalan dengan normal serta mampu menjamin tersedianya dana kepada sektor riel supaya tetap bisa bergerak.
- Pemerintah agar memberikan perhatian lebih kepada sektor riel yang terancam kematian, terutama industri yang orientasi penjualannya ekspor, karena kelesuan negara-negara pengimpor untuk mau memesan barang, seperti industri garmen, perabot dari kayu, sepatu dsb. (Ekspor dari sektor industri mencapai sekitar 85% dari ekspor non migas Indonesia pada awal tahun 2008). Perhatian tersebut mungkin dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak perbankan untuk memberikan penyaluran kredit modal kerja secara selektif.http://rutacs.wordpress.com/2008/10/30/dampak-krisis-keuangan-global-tahun-2008-terhadap-ekonomi-indonesia/

Rabu, 16 November 2011

GreAT dEPRESSION

Sebelum terjadi Great Depression 1929, selama tahun 1920-an rakyat Amerika Serikat  sangat menikmati hidup sejahtera, berkecukupan, dan masa depan AS pun tampak cerah secerah sinar mentari pagi.  Rasa takut semasa Perang Dunia I berkecamuk telah berlalu dan hari-hari bahagia menanti di masa depan. Kondisi aman tentram adem ayem itu membuat AS menjadi negara yang sangat optimis. AS mulai mengembangkan industri manufakturnya. Dampaknya terhadap masyarakat, pola konsumsi yang berlebihan secara permanen mengubah wajah budaya masyarakat. Produksi barang-barang mewah meningkat. Kulkas, telepon, mobil- semua barang yang diinginkan oleh mayoritas warga AS seringkali dibeli secara kredit (ingat bagian yang ini, sengaja saya tebalkan agar Anda ingat saat saya beri penjelasan di akhir tulisan ini). Pada saat itu, pembelian secara kredit merupakan konsep baru. Sebelumnya rakyat AS lebih memilih membeli barang secara tunai.


Pada akhir era 1920-an, terjadi speculative boom. Ratusan ribu orang menanamkan uangnya di bursa saham secara agresif. Kenaikan harga saham terjadi secara terus menerus pada dekade tersebut menyebabkan para investor percaya bahwa saham adalah jaminan pasti bagi masa depan cerah keluarga mereka. Perusahaan pialang secara rutin meminjamkan uang kepada para investor sampai dengan 2/3 dari nilai investasi mereka untuk transaksi marjin. Besar total pinjaman yang diberikan pada saat itu mencapai $8.5 miliar, lebih besar daripada jumlah uang yang beredar di AS. Spekulasi ini menyebabkan semakin banyak orang yang terjun ke bursa saham dan semakin memperbesar gelembung yang terjadi.


Kamis, 24 Oktober 1929, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun sebesar 2.09%. Pada hari itu, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 12.9 juta lembar, tiga kali lipat dari kondisi normal. Hari itu kemudian dikenal dengan istilah Black Thursday.

Senin, 28 Oktober 1929, DJIA mengalami penurunan tajam sebesar 13.47% dalam sehari (dari penutupun hari Jumat di 301.22 ke 260.64 pada penutupan perdagangan hari Senin). Hari itu kemudian dikenang sebagai Black Monday.

Selasa, 29 Oktober 1929, DJIA turun tajam sebesar 11.73% dengan volume yang sangat besar. Pada hari itu, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 16.4 juta lembar. Orang Amerika menyebut hari itu sebagai Black Tuesday. Rekor jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari itu tidak terpecahkan sampai dengan 40 tahun kemudian pada tahun 1968.

DJIA terus merosot sampai ke titik nadirnya pada tanggal 8 Juli 1932 di 41,22. Penurunan dari titik tertinggi ke titik terendah adalah sekitar 89%. Level tertinggi DJIA di 386,1 yang dicapai pada tanggal 3 September 1929 tidak terlampaui sampai dengan tahun 1954.

Mungkin inilah krisis keuangan (crash) terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Crash ini telah memicu terjadinya depresi yang berkepanjangan. Pecahnya bubble yang menandai berakhirnya masa kemakmuran era 1920-an memberikan konsekuensi yang sangat berat bagi rakyat AS. Crash ini tidak hanya membawa korban dari kalangan investor di bursa saham semata, namun masyarakat AS pada umumnya turut menjadi korban. Saat depresi dimulai, sedikitnya jumlah pekerjaan yang tersedia serta sedikitnya jumlah uang yang dimiliki menjadi permasalahan yang menyebar ke seluruh pelosok negeri. Ribuan keluarga kehilangan rumahnya dan bergantung pada kebaikan hati sanak keluarga mereka yang lain. Perubahan sosial yang terjadi sangat besar dan berlangsung sangat lama. Salah satu dampak sosial dari krisis tersebut adalah perubahan struktur peranan masing-masing anggota keluarga. Pandangan tradisional bahwa hanya laki-laki yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga menjadi berubah karena sangat sulit untuk mencari lapangan perkerjaan. Istri dan anak-anak pun terpaksa bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan peran ini menyebabkan kerusakan keluarga sehingga mereka menjadi bingung dan frustasi. Banyak sekali pasangan suami-istri yang bercerai. Anak-anak dititipkan ke sanak famili sedangkan ayah dan ibunya bekerja mencari nafkah.

Ambil hikmahnya
Krisis keuangan jelas sangat merugikan banyak pihak.  Tak ada seorang pun yang menginginkan peristiwa ini. Mari kita ambil hikmah dari peristiwa Great Depression 1929. Pertama, akar masalah atau asal muasal Great Depression 1929 identik dengan krisis keuangan lainnya, baik krisis di abad 17, 18, atau 19. Penyebabnya adalah utang. Manusia yang serakah telah kehilangan rasionya ketika berhadapan dengan materi, mereka nekad berutang meski tak memiliki kemampuan membayar kembali. Kedua, meski yang terjadi adalah krisis di sektor keuangan, namun krisis ini memiliki multiplier effects. Bidang kehidupan lain pun turut menerima imbasnya, terjadilah krisis multidimensi, krisis multisektor. Dari kedua hal tersebut, kesimpulannya adalah: hindari berutang jika kita ingin hidup sejahtera, aman, dan sentosa. http://irwanyusriadi.blogspot.com/2011/09/great-depression-1929.html

krisis financial 2008

http://strateginasional.wordpress.com/2008/10/26/krisis-finansial-2008-dollar-as-dan-yen-menguat-matauang-lainnya-melemah-mari-kita-analisus-sebabnya/

Krisis Finansial 2008: Dollar AS dan Yen menguat, Matauang lainnya melemah – Mari kita analisis sebabnya

Posted by sroestam pada 26 Oktober 2008
Terbetik berita pada hari Sabtu 25 Oktober 2008 Matauang Dollar AS dan Yen Jepang menguat, sedangkan Matauang negara-negara lainnya melemah. Mengapa? Padahal Krisis Finansial 2008 ini dipicu oleh kegagalan perusahaan Kredit Perumahan AS Fannie Mae dan Freddie Mac, kemudian disusul oleh perusahaan-perusahaan asuransi AIG dan pemberi kredit raksasa Lehman Brothers, dan Pasar Saham Wall Street, sampai-sampai Pemerintah AS harus memberikan talangan Bailout Wall Street sebesar US$700 milyar, AIG sebesar US$89 milyar, perbankan AS sebesar US$250 milyar! Defisti Anggaran AS mencapai US$ 450 milyar tahun 2008, defisit Anggaran secara kumulatif telah mencapai lebih dari US$11,3 milyar.
Penyebab terjadinya pelemahan Matauang negara-negara lain akibat krisis itu adalah karena sistem perdagangan Internasional yang berbasis Dollar AS, penggunaan Matauang Dollar AS sebagai cadangan Devisa hampir semua negara didunia ini. Melemahnya nilai matauang negara-negara lain ini adalah sebagai akibat dari menurunnya volume perdagangan dunia akibat menurunnya daya-beli masyarakat AS yang merupakan sepertiga volume perdagangan dunia, ekspor produk dan jasa dari negara-negara ini juga ikut menurun, dengan akibat berkurangnya cash-flow Dollar AS di negara-negara lain itu. Ini memicu kepanikan masyarakat untuk membeli Dollar AS di negara-negara lain untuk dip[akai sebagai simpanan, akibatnya matauang negara-negara lain itu juga melemah terhadap Dollar AS. Jepang sebagai negara Industri besar masih mampu memproduksi barang dan jasa untuk diekspor sebagain besarnya ke negara-negara lain diluar AS, sehingga matauang Yen masih tetap kuat karena masih dibutuhkan.
Secara logika, seharusnya matauang Dollar AS yang melemah, sebab terjadi penambahan kertas-kertas uang Dollar AS hasil pencetakan oleh Bank Sentral AS (The Fed) untuk meningkatkan liquiditas keuangan AS akibat Krisis Finansial 2008, dengan menyuntikkan uang itu kedalam sirkulasi uang di AS lebih dari US$1 Trilyun dalam waktu yang singkat, tanpa ada hasil produksi barang dan jasa apapun, atau jaminan cadangan lempengan-lempengan logam emas di Kas The Fed! Suntikan dana liquiditas di AS itu tidak lebih dari mencetak lembar-lembar kertas Dollar AS dari percetakan The Fed!
Namun adanya berita akan merebaknya Krisis Finansial 2008 ke negara-negara lain itu saja sudah mampu merontokkan harga saham di Pasar-pasar Modal negara-negara lain, dengan akibat kerugian besar para pemegang saham-saham itu, tanpa ada transaksi perdagangan apapun, sebab semuanya dihitung memakai matauang Dollar AS! Ini makin menimbulkan kepanikan para pemilik modal untuk segera menjual saham-saham mereka, sehingga memicu reaksi berantai untuk menurunkan nilai asset perusahaan-perusahaan lokal. Dampak berikutnya adalah melemahnya matauang negara-negara lain diluar AS akibat digunakannya matauang Dollar AS sebagai referensi harga dan perdagangan saham dan perdagangan Internasional.
Kita salut terhadap Pemerintahan Presiden SBY yang pagi-pagi sudah menyarankan agar masyarakat Indonesia jangan panik dengan melakukan pelepasan saham-saham mereka di Pasar Modal lokal, serta menimbun Dollar AS. Tetapi tanpa ada penjelasan yang logis dan rasional mengapa kita harus tidak panik, sebab yang krisis Finansial adalah Amerika Serikat, mengapa kita harus ikut-ikutan krisis? Ekpor kita ke AS hanyalah bagian kecil dari ekspor nasional Indonesia.
Jadi kami sarankan agar Pemerintah lebih gencar lagi menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak jadi panik, dengan alasan-alasan yang jelas dan logis seperti kami sebutkan diatas. Selanjutnya Pemerintah tidak lagi ikut-ikutan menjadikan matauang Dollar AS sebagai cadangan Devisa, dan digantikan oleh lempengan-lempengan emas (dari pabrik emas Free Port di Papua, Indonesia) atau uang Dinar yang dijamin oleh emas betulan. Pemerintah juga agar mengharuskan perdagangan saham perusahaan Indonesia dengan matauang Rupiah, bukan Dollar AS, sehingga matauang Dollar AS itu akan turun nilainya di Indonesia, sebab tidak lagi menjadi media transaksi perdagangan di Indonesia. Demikian juga semua transaksi pembayaran di Hotel-hotel Indonesia, toko-toko, mal-mal, souvenier shops, dll,  hanya boleh dengan matauang Rupiah, bukan matauang Dollar AS!.
Kami yakin dan percaya, bila saran-saran tersebut diatas dilakukan oleh Pemerintah dan Kalangan Bisnis di Indonesia, maka matauang Rupiah akan menguat terhadap Dollar AS dan bangsa Indonesia akan terselamatkan dari dampak Krisis Finansial di AS itu.
Silahkan dibahas dan ditanggapi, agar kita tidak mudah termakan issyu yang merugikan Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai.