Welcome..!!!

Selamat datang di dunia inspirasi anda. Anda mungkin akan mendapatkan banyak inspirasi dari bacaan-bacaan berikut ini. Bukan bermaksud untuk menggurui tetapi semata-mata sebagai masukan, semoga bermanfaat.
Selamat membaca!!


Ketik di kotak bawah ini!



Rabu, 07 Desember 2011

“ Pengendalian Masalah lingkungan Masyarakat di Kampus Konservasi Universitas Negeri Semarang sebagai instrumen pendukung terciptanya Lingkungan hidup yang Sehat dan Ideal”


KATA PENGANTAR




Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

“Pengendalian masalah lingkungan Masyarakat di Kampus Konservasi Universitas Negeri Semarang sebagai instrumen pendukung terciptanya Lingkungan hidup yang Sehat dan Ideal”

Di dalam makalah ini, Penulis bermaksud untuk memberikan sedikit masukan atau solusi terhadap permasalahan kondisi lingkungan Eksternal di sekitar Universitas Negeri Semarang sebagai Kampus Konservasi. Dimana Dalam makalah ini,penulis mendeskripsikan keadaan dan kondis lingkungan Eksternal UNNES yang masih harus mengalami perbaikan.

Tentu saja dalam penulisan makalah ini, banyak kekurangan kekurangan yang harus diperbaiki , dan penulis perlu saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang.


Pendahuluan

1. Latar belakang

Universitas negeri Semarang, yang saat ini di daulat sebagai universitas Konservasi Pertama di Indonesia, mempunyai andil yang besar dalam masalah perawatan dan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Suatu kehormatan yang begitu besar telah di dapatkankan Universitas Negeri Semarang setelah pada tanggal 12 Maret 2010 dilakukan Pengukuhan Unnes sebagai Universitas Konservasi oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. DR. Ir. Moh. Nuh.

Secara geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi. Dengan itu, kita sebagai warga Kampus UNNES harus memaksimalkan kondisi alam yang ada atau lingkungan yang dapat dikatakan dengan istilah ijo royo royo tersebut.

Keadaan Kampus yang sejuk dan rindang mewarnai Aktivitas mahasiswa sekaligus sangat mendukung akan Kegiatan belajar mengajar yang kondusif .

Tapi, Bagaimana dengan kondisi lingkungan Eksternal masyarakat di luar kendali peraturan dan kebijakan fungsionaris Rektorat UNNES?. Yaitu kondisi lingkungan masyarakat sekitar UNNES ?dan Bagaimana Peran masyarakat terhadap perkembangan UNNES sebagai Kampus konservasi. Apakah semuanya mendukung dan bisa saling bekerja sama secara maksimal?atau malah sebaliknya?

2. Rumusan Masalah

Melihat Latar belakang diatas, disini penulis menganalis rumusan masalah terkait dengan permasalahn tersebut, atara lain,

: 2.1 Bagaimana Keadaan Lingkungan  Masyarakat Sekitar kampus KOnservasi UNNES dalam upayanya mendukung UNNES sebagai Kampus KONSERVASI?

2.2 Bagaimana solusi yang tepat untuk menciptakan keberhasilan dari program Unnes Konservasi yang stabil antara lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal?

3. TUJUAN
 3 Mengetahui bagaimana Peran masyarakat Kampus konservasi Unniversitas Negeri Semarang dalam upayanya mendukung UNNes Sebagai Kampus Konservasi.
3,2 Mengetahui Bagimana solusi yang tepat untuk menciptakan keberhasilan dari program UNNES konservasi yang stabil antara lingkungan internal dan lingkungan Eksternal,,
4. manfaat







Sejarah Singkat
Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk melaksanakan pendidikan akademik dan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, olah raga, seni, dan budaya.

UNNES telah berdiri sejak tahun 1965 di kota Semarang, kota tua yang merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah. Dengan tujuh fakultas dan satu program pascasarjana, saat ini UNNES mendidik tidak kurang dari 22.000 mahasiswa yang tersebar dalam jenjang program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

Sejarah perkembangan Universitas Negeri Semarang yang sebelumnya bernama IKIP Semarang telah dimulai dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan guru di atas SMTA. Lembaga-lembaga pendidikan guru tersebut adalah: Middelbaar Onderwijzer A Cursus (MO-A) dan Middelbaar Onderwijzer B Cursus (MO-B). Keduanya merupakan lembaga pendidikan yang disiapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang bertujuan untuk menyiapkan guru-guru SMTP dan SMTA. Kursus MO-A dan MO-B diselenggarakan di Semarang sampai dengan tahun 1950. Dengan Peraturan Pemerintah No. 41/1950, Kursus MO-A dijadikan Kursus B-I dan Kursus MO-B dijadikan Kursus B-II yang diselenggarakan sampai dengan tahun 1960.

Selanjutnya perkembangan Unnes dapat dilihat dari tahapan-tahapan sebagai berikut.
  1. Periode 1960-1963: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Sekolah Tinggi Olahraga (STO)
    Tanggal 1 Januari 1961, dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan, Pengajaran dab Kebudayaan No. 108487/S tanggal 27 Desember 1960, Kursus B-I dan Kursus B-II diintegrasikan ke dalam Universitas Diponegoro menjadi sebuah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Pada tahun 1963, Jurusan Pendidikan Jasmani yang semula bagian dari Kursus B-II dipisah menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang berdiri sendiri di bawah Departemen Olahraga. Perubahan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Olahraga No.23 Tahun 1963 tanggal 19 April 1963.
  2. Periode 1963-1965: Institut keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta cabang Semarang
Sementara FKIP Undip menjalankan program-program di dalam struktur Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP), pada tahun 1962 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Pengajaran (PD&K) didirikan pula lembaga pendidikan guru yang baru, yaitu Instiut Pendidikan Guru (IPG) dengan fungsi dan tujuan yang sama dengan FKIP. Untuk menghindari dualisme dalam pendiidkan guru tingkat pendidikan tinggi, Presiden RI dengan keputusan No. 1/1963 tanggal 3 Januari 1963, menyatukan FKIP dan IPG menjadi IKIP yang setara dengan universitas di dalam lingkungan Departemen PTIP. Atas dasar Keputusan Presiden tersebut, Menteri PTIP mendiirkan IKIP melalui Keputusan Menteri PTIP No. 55 tahun 1963 tanggal 22 Mei 1963. Sebagai tindak lanjutnya diterbitkanlah Keputusan Bersma Menteri PTIP dan Menteri PD&K No. 32 tahun 1964, tanggal 4 Mei 1964 tentang penyatuan FKIP dan IPG di Jakarta, Bandung, Malang dan Yogyakarta ke dalam IKIP. Dengan adanya penggabungan FKIP dan IPG menjadi IKIP, sementara FKIP Undip dan FKIP Undip Cabang SUrakarta dinilai belum dapat berdiri sendiri, maka keluarlah Keputusan Menteri PTIP No. 35 Tahun 1964 tanggal 4 Mei 1964 yang menetapkan: FKIP Undip menjadi IKIP Yogyakarta cabang Semarang dan FKIP Undip cabang Surakarta menjadi IKIP Yogyakarta cabang Surakarta.
  1. Periode 1965-1999: IKIP Semarang
    IKIP Yogyakarta cabang Semarabg berkembang dengan pesat. Agar perkembangannya lebih terarah pada masa mendatang, sambil menunggu Keputusan Presiden, Menteri PTIP menerbitkan Keputusan Menteri PTIP No. 40 tahun 1965 tanggal 8 Maret 1965, yang menetapkan IKIP Yogyakarta cabang Semarang menjadi IKIP Semarang yang terdiri dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, dan Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Teknik. Selanjutnya berdirinya IKIP Semarang itu diperkuat dengan Keputusan Presiden No. 271 tahun 1965 tanggal 14 September 1965.
    Melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 042/O/77 tanggal 22 Februari 1977 program pendidikan guru olahraga kembali lagi ke dalam induknya dalam wadah baru yang disebut Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK).
    Berdasarkan Keputusan Presiden No. 52/1982, IKIP Semarang memiliki enam fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
  2. Periode 1999-2007: Universitas Negeri Semarang (Unnes)
    Dengan terbitnya Keputusan presiden Nomer 124 Tahun 1999 tentang perubahan IKIP Semarang, Bandung dan Medan menjadi universitas, IKIP Semarang kemudian bernama Universitas Negeri Semarang yang disingkat Unnes. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 278/O/1999 tentang organisasi dan tata kerja Unnes dan No. 255/O/2000 tengang statuta Unnes, nama-nama fakultas di lingkungan Unnes adalah: Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan Program Pascasarjana.
    Berdasarkan surat ijin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 1850/D/T/2006, tanggal 6 Juni 2006 dan Surat Keputusan Rektor Unnes nomor 59/O/2006 tanggal 8 Juni 2006, berdirilah Fakultas Ekonomi (Swadaya) yang diresmikan pada tanggal 29 Juni 2006 oleh Rektor Unnes.
Berdasarkan surat ijin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. …/D/T/2007, tanggal … maka dibentuklah Fakultas Hukum Unnes yang diresmikan oleh Rektor Unnes pada tanggal 14 Desember 2007.
Dengan berdirinya dua fakultas baru tersebut, maka saat ini Unnes mengelola delapan fakultas dan satu program pascasarjana.

Analisis masalah
 Didaulatnya Unnes sebagai kampus konservasi , menjadi kebanggaan tersendiri khususnya  bagi warga internal UNNES. Keadaan kampus yang rindang dan tertata rapi, membuat warga masyarakatnya nyaman ,terutama dalam kegiatan belajat mengajarnya.
Selain itu, Unnes sekarang juga memiliki dua embung resapan air hujan yang luas yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat untuk menghilangkan kepenatan pikiran. Namun, keadaan yang mengasikkan itu tidak diimbangi dengan keaadaan lingkungan sekitarnya.Kini sudah dipenuhi dengan banyak kos dan warung warung industri yang kian berjubel banyaknya.
Fakta yang ada, Mayarakat lingkungan UNNES sepertinya tidak mau di repotkan dan acuh tak acuh untuk menjaga lingkungan sekitar kampus. Padahal title yang sekarang diemban UNNES adalah sebuah pegagngan yang begitu berat utntuk diemban dan diwujudkan.
Hal itu dapat dilihat dengna keadaan kost kost dan industri rumah tangga yang ada

pantas disayangkan sebab lingkungan di dalam kampus begitu rindang dan tertata rapi berlawanan keadaanya dengan keadaan lingkungan sekitarnya, khususnya di daerah Sekaran atau Banaran yang banyak dijadikan tempat kos mahasiswa maupun sebagai tempat usaha warga masyarakat setempat.



Masyarakat sekitar sepertinya tidak mau direpotkan dan mereka sepertinya acuh dengan keadaan yang dengan keadaan ini. Berjubelnya kos-kosan yang ada dan usaha-usaha masyarakat yang dibangun benar-benar jauh dari nilai-nilai konservasi yang dilakukan oleh pihak Unnes. Sebagai contoh dari kondisi ini adalah minimnya kesadaran konservasi masyarakat baik mahasiswa, pedagang, maupun masyarakat setempat dalam mengatur dan menata lingkungan mereka. Sampah, adalah salah satunya.



Tidak banyak yang peduli dengan keberadaan masalah yang satu ini. Sehingga tidak jarang, jalan yang tadinya bersih enak untuk dilalui menjadi luapan sampah yang muncul dari gorong-gorong yang tidak diatur dengan baik oleh masyarakat.



Memang permasalahan ini bukan sepenuhnya menjadi tugas Unnes sebagai Universitas yang berdiri ditengah-tengahnya namun menilik dari program dan jargon Universitas Konservasi yang dimiliki Unnes sudah selayaknya masalah ini menjadi salah satu program utama disamping program-program konservasi yang dilakukan di dalam kampus. Unnes juga harus bisa melakukan konservasi terhadap lingkungan sekitarnya.Akan lebih indah dan akan lebih mengena jargon yang dimiliki oleh Unnes, tidak hanya dimiliki oleh pihak Unnes saja akan tetapi juga dimiliki oleh masyarakat sekitarnya.



Sebab, keberhasilan dari program Unnes Konservasi juga akan berdampak pada lingkungan masyarakatnya. Pihak Unnes harus mampu merangkul masyarakat (baik penduduk lokal, pendatang atau lain sebagainya) untuk mensukseskan program besar ini sehingga nanti benar-benar dapat dicontoh oleh Universitas-universitas lain di Indonesia dan masyarakat luas pada umumnya. Bisa menjadikan wilayah Sekaran dan sekitarnya sebagai model Konservasi yang benar-benar mengena bagi semua lapisan khususnya alam itu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar